
Dampak resesi ekonomi bukan cuma sekadar headline berita tapi realita yang sudah mulai bikin banyak perusahaan harus berpikir ekstra hati-hati. Tahun 2025 ini, ekonomi Indonesia memang lagi masuk fase melambat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan PDB kuartal I 2025 hanya 4,87% year-on-year, terendah sejak 2021. Bahkan, Februari lalu Indonesia sempat mencatat deflasi tahunan pertama dalam lebih dari 25 tahun (Reuters, 2025; Financial Times, 2025).
Di level masyarakat, kita bisa ngerasain harga yang terasa “turun tapi sepi pembeli”, penjualan otomotif yang merosot, hingga pasar saham yang goyah. Tapi, bagaimana dengan perusahaan?
Secara definisi, resesi ekonomi adalah kondisi ketika pertumbuhan ekonomi suatu negara melemah selama dua kuartal berturut-turut. Artinya, aktivitas ekonomi seperti konsumsi masyarakat, investasi, hingga perdagangan, semuanya melambat.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan PDB Indonesia kuartal I 2025 hanya 4,87% year-on-year, terendah sejak 2021. Bahkan Februari 2025 lalu kita sempat mencatat deflasi tahunan pertama dalam lebih dari 25 tahun. Ini sinyal lampu kuning bahwa daya beli masyarakat melemah dan perusahaan harus lebih waspada

Biar makin mudah dimenegerti, analoginya seperti ini: Bayangin kamu punya celengan ayam. Biasanya tiap minggu kamu bisa masukin Rp10 ribu. Lama-lama celengan makin gemuk. Tapi suatu hari, uang jajan kamu dipotong, harga permen juga naik. Jadi, kamu cuma bisa masukin Rp2 ribu, kadang malah nggak nabung sama sekali.
Nah, celengan kamu jadi makin lama kosongnya.
Itulah gambaran gampangnya resesi: uang yang berputar di masyarakat jadi lebih sedikit, belanja menurun, dan ekonomi jadi jalan pelan-pelan.
Kalau buat korporasi, dampak resesi ekonomi biasanya paling kerasa di dua hal besar: cash flow dan biaya operasional.
Di sinilah rental mobil perusahaan masuk sebagai strategi cerdas. Kenapa?
Menariknya, saat penjualan mobil baru turun 11,3% (data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, Maret 2025), justru permintaan rental mobil korporasi mulai naik. Kenapa? Karena perusahaan sadar, lebih masuk akal menyewa dibanding membeli di tengah ketidakpastian.
| Aspek | Beli Mobil Perusahaan | Rental Mobil Perusahaan |
|---|---|---|
| Investasi awal | Ratusan juta – miliar | Nol (langsung pakai) |
| Perawatan & servis | Tanggung perusahaan | Ditanggung penyedia rental |
| Pajak & asuransi | Harus bayar rutin | Sudah include dalam paket rental |
| Fleksibilitas | Fixed asset, sulit dijual saat resesi | Bisa tambah/kurangi unit sesuai kebutuhan |
| Efisiensi cash flow | Menguras modal kerja | Lebih ringan, biaya terukur |
Resesi memang bikin banyak hal terasa berat. Tapi, bukan berarti semua jalan buntu. Justru di fase ini, perusahaan bisa makin cerdas memilih strategi. Rental mobil bukan sekadar pilihan praktis, tapi langkah efisiensi yang bisa bikin perusahaan tetap gesit, hemat, dan siap menghadapi badai ekonomi.
Pada akhirnya, resesi itu siklus. Akan ada waktunya ekonomi bangkit lagi. Tapi sampai saat itu tiba, pilihan bijak seperti mengganti kepemilikan dengan sewa bisa jadi pembeda antara perusahaan yang sekadar bertahan, dengan yang tetap tumbuh meski keadaan lagi sulit.
Saat ini belum ada komentar